ciNta sejati hanya daTadang sEkali seUmur hidup

Waktu berdetak mnunjukkan tepat tengah mlam.
Aku mncoba menatap sebuah cermin.
Melihat betapa bayangan itu terlihat jelas dalam pancaran cahaya yang mrnerangkan.
Aku mulai menerka,
Betapapun bayang itu tergambar.
Senyum tak selalu bisa berarti sebenarnya.
Tangis tak selalu bisa bermakna sesungguhnya.
Permainan raga. .
Ya. . . Itu hanya olahan kepurapuraan.
Siapa yang tahu suara hati?
Sejelas apa gambran raga.
Tak pernah mampu buatku yakin menebak yang tersembunyi dalam nyatanya.
Bahkan aku sendiri lupa bagaimana membedakan diantaranya.

Dalam keadaan ini.
Apa aku haruslah tertwa dalam ceria canda tawa?
Atau justru menangis bangga karna telah sukses menutupi dilema.
Entahlah. . Berkecamuk tak sewajarnya.

Ketika aku belajar memahami keadaan.
Memulihkannya seprti sedia kala.
Mengembalikan hangat bayangan yang pernah ada.
Hanya sekelebat angan yang trlintas.

Perlahan,,,
Ada gejolak jiwa yang meledak-ledak dalam bilik hti.
yang mampu memaknai suasana.
Cinta itukah yang terlahir untuk terjaga?
Tak pernah bisa aku sesalkan segalapun yang telah terjdi sebelumnya.
Di manapun dan kapanpun melangkah kedepan bukanlah hanya satu kepastian tapi juga untuk satu tujuan.
Betapapun sayap ini tlah kokoh mampu menerbangkan raga.
Tapi juga pernah patah
Karna telah lelah kesana kmari mencri sjatinya cinta.

Tuhan,,,
Apapun suasana hati sekarang hingga nanti.
Buatlah senyum terus menjadikanku kuat melangkah dari pada tawa yang mebuatku terlihat naif dalam satu masa.
Buat Seprti gerimis yang jauh lebih terlihat tenang dari pada hujan.
Seprti gelap yang mebuatku lebih nyaman dari pada terang yang menyilaukan.
Buatlah aku bisa menerima segala makna dalam arti hidup yang sesungguhnya.
Tentukan ke arah mana aku harus terbangkan sayap.
Karna dengan sayap ini.
Kuingin temukan seprti apa dan dimana cinta sejati itu ada.
Buatlah aku bisa menebak dan melihat jelas kebradaanya.
Tepat pada Hati mana yang telah terjaga.
Karna buat aku,,.,
Cinta sejati hanya akan datang skali,,,
Hanya Satu kali seumur hidup. . . .